Medan, (Analisa). Maraknya tindak kejahatan di kota Medan membuat para jurnalis tidak luput dari ancaman kejahatan baik terhadap diri maupun keselamatannya. Beberapa waktu lalu, kamera DSLR 5D Mark III dan lensa 16-35 mm series-L milik Fotografer Harian Analisa dijambret dua pemuda yang mengendarai sepeda motor Yamaha tanpa plat nomor di Jalan Ahmad Yani, tepatnya di samping gedung Lonsum, Kecamatan Medan Barat, Rabu (4/3/2015) malam.
Saat itu korban bersama beberapa rekannya sedang melakukan pemotretan untuk foto berita di depan gedung Lonsum. Saat sedang asyik memotret, kedua pelaku yang mengendarai motor tiba-tiba langsung merampas kamera korban.
Beberapa waktu silam, tepatnya pada 16 Agustus 2014, jurnalis Harian SIB, Roy Simorangkir juga menjadi korban perampokan yang dilakukan 6 perampok dengan menggunakan 3 sepeda motor yang berjarak 300 meter dari rumahnya. Akibat kejadian itu, korban mengalami 7 luka tembakan air softgun di wajah dan tubuhnya. Tak hanya itu, motor Kawasaki Ninja Warrior miliknya dibawa kabur oleh pelaku. Saat itu Roy hendak pulang ke rumahnya sekira pukul 02.00 WIB dinihari, seusai bekerja di Surat Kabar tempatnya bekerja.
Utamakan Keselamatan
Atas maraknya kasus kejahatan yang ironisnya turut menimpa para jurnalis ini, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Medan menghimbau para jurnalis untuk mengutamakan keselamatan serta kewaspadaan dan keamanan baik saat sedang bekerja menjalankan tugas jurnalistik, maupun seusai bekerja.
“Jika ada potensi ancaman keselamatan, hindari pulang tengah malam sendirian, apalagi saat ini sedang marak terjadinya Begal. Jika terpaksa pulang malam sendirian, sebaiknya jangan melewati jalanan yang sepi yang rawan tindak kejahatan,” kata Koordinator Divisi Advokasi AJI Medan, Agoez Perdana, Kamis (5/3/2015).
AJI Medan juga meminta Kapolresta Medan, untuk dapat menggiatkan anggotanya di Jajaran Polresta Medan untuk meningkatkan patroli di malam hari, terutama di wilayah yang rawan tindak kejahatan.
“Jika harus melakukan liputan di malam hari, beri perhatian ekstra pada alat-alat yang dipakai dalam menjalankan tugas jurnalistik, misalnya kamera yang berharga mahal. Karena kita tidak pernah mengetahui mungkin saat itu sedang diintai pelaku yang berniat jahat, sehingga kewaspadaan mutlak diperlukan,” ujar Agoez.
adek jadi takutpun bg, serem juga medan sekarang ya *masukkan kamera ke ransel
@Sabda : Yang penting tetap waspada dan jangan lengah terutama dengan barang-barang berharga kita
ngeri juga ya 🙁
terima kasih bang infonya
agar bisa waspada juga meskipun bukan jurnalis
setidaknya dpat waspada kalau pulang atau pergi larut malam
Tetap waspada, walaupun di siang hari, kejahatan ada dimana2, apa lagi kalo ngeliput ke tembung hati2 ya bang 😀
Tetap waspada, kejahatan ada dimana2, apa lagi kalo ngeliput ke tembung hati2 ya bang 😀